Sikap Ketua PN Tondano, Erenst Ulaen, S.H., M.H., juga menjadi sorotan tajam. Saat hendak dikonfirmasi oleh awak media terkait masalah penundaan sidang, ia justru memilih menghindari jurnalis dan masuk ke ruangannya.
Tindakan ini dikecam oleh kalangan pers. Jeffry Uno, Ketua Aliansi Wartawan Minahasa (AWAM), menilai sikap Ketua PN tidak pantas dan terkesan alergi terhadap wartawan. “Kami menilai integritas PN Tondano patut dipertanyakan,” ujarnya. AWAM berencana melayangkan surat resmi ke Mahkamah Agung (MA) terkait lemahnya pelayanan publik dan sikap tertutup tersebut.
Selain itu, wartawan juga mengeluhkan adanya pembatasan saat meliput, seperti larangan mengambil gambar atau merekam video di area sidang.
seorang wartawan senior, menyayangkan sikap Ketua PN yang dinilai sombong dan cuek. Ia menegaskan, pihaknya akan terus mengawasi pelayanan publik di PN Tondano untuk memastikan transparansi.
Ia juga menambahkan bahwa sikap pejabat publik seperti ini harus menjadi catatan serius, apalagi di tengah isu suap yang sedang ramai di lembaga peradilan. “
Jangan sampai hal serupa terjadi di Minahasa,” tegasnya. Ronny Sepang bersama rekan-rekannya berencana mengirimkan surat terbuka kepada Mahkamah Agung dan tembusannya kepada Presiden RI.
Penundaan sidang adalah kewenangan Majelis Hakim. Namun, sebagaimana Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI, penyelesaian perkara, baik perdata maupun pidana, maksimalnya hanya lima bulan,” jelas Paturuhu.
“Penundaan sidang adalah kewenangan Majelis Hakim. Namun, sebagaimana Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI,
penyelesaian perkara, baik perdata maupun pidana, maksimalnya hanya lima bulan,” jelas Paturuhu.
Ia juga menyampaikan permohonan maaf kepada awak media atas keterbatasan waktu Ketua PN Tondano.
“Penundaan sidang adalah kewenangan Majelis Hakim. Namun, sebagaimana Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI, penyelesaian perkara, baik perdata maupun pidana, maksimalnya hanya lima bulan,” jelas Paturuhu.
“Kami memohon maaf karena jadwal yang padat sehingga Ketua PN belum bisa bertatap muka dengan wartawan,”
(Cipi)